MALU SEBAGAI IMAN YANG TERPENDAM
malu dan iman
jagalah rasa malu, karena ia adalah mahkota setiap muslim. siapa yg memiliki rasa malu hingga mewarnai seluruh amalnya, niscaya ia akan berlaku ‘iffah ( menjaga kehormatan )
Rasulullah ﷺ bersabda, "malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya diangkat, maka yang lain pun akan terangkat" ( HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73 )
"sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu" ( HR. Ibnu Majah dan ath-Thabrani )
Imam Ibnu Hibban al-Busti rahimahullah berkata,
"bila rasa malu pada seseorang lebih dominan, maka kuat pula perilaku baiknya, sedang perilaku jeleknya melemah. Saat sikap malu melemah, maka sikap buruknya menguat dan kebaikannya meredup"
beliau melanjutkan, “sesungguhnya seseorang apabila bertambah kuat rasa malunya maka ia akan melindungi kehormatannya, mengubur dalam - dalam kejelekannya, dan menyebarkan kebaikan-kebaikannya. Siapa yang hilang rasa malunya, pasti hilang pula kebahagiaannya; siapa yang hilang kebahagiaannya, pasti akan hina dan dibenci oleh manusia; siapa yang dibenci manusia pasti ia akan disakiti; siapa yang disakiti pasti akan bersedih; siapa yang bersedih pasti memikirkannya; siapa yang pikirannya tertimpa ujian, maka sebagian besar ucapannya menjadi dosa baginya dan tidak mendatangkan pahala. tidak ada obat bagi orang yang tidak memiliki rasa malu; tidak ada rasa malu bagi orang yang tidak memiliki sifat setia; dan tidak ada kesetiaan bagi orang yang tidak memiliki kawan. siapa yang sedikit rasa malunya, ia akan berbuat sekehendaknya dan berucap apa saja yang disukainya" ( Ibid, hal. 55 )
Komentar
Posting Komentar